Awal tahun ini menjadi momen spesial bagi PT Martina Berto Tbk, produsen dari merek-merek kosmetik Martha Tilaar Group. Pasalnya, perseroan melakukan aksi akuisisi merek dagang Rudy Hadisuwarno senilai Rp 58 miliar. Uang sebesar itu didapat Martina Berto dari penawaran umum sebesar Rp 21 miliar, dan sisanya melalui pinjaman bank.
Sebenarnya merek dagang Rudy Hadisuwarno telah lama masuk dalam portofolio brand dari Martha Tilaar Group (MTG). Bedanya, dulu MTG harus membayar royalti setiap tahunnya kepada pihak Rudy Hadisuwarno. Namun, paska akuisisi, sudah bebas royalti.
“Martina Berto kini menjadi pemilik hak atas merek dengan sertifikat merek Rudy Hadisuwarno Cosmetics plus logo. Selain itu, hak atas merek dengan sertifikat merek Rudy Hadisuwarno plus logo dan tanda tangan,” kata Presiden Direktur Martina Berto Tbk Brian Tilaar. Alasan pihaknya membeli Rudy Hadisuwarno adalah karena merek perawatan rambut ini memiliki brand equity yang kuat di benak konsumen, khususnya konsumen daerah.
Patricia Husada, GM Marketing Martina Berto mengatakan, di benak konsumen, nama Rudy Hadisuwarno sangat erat hubungannya dengan perawatan rambut.
“Rudy masih dipercaya sebagai ikon kecantikan rambut Indonesia. Sehingga, apa yang dikatakan Rudy itu ampuh,” tuturnya di sela-sela acara Tren Warna Sariayu 2016 di Jakarta, Kamis, (4/2/2016).
Patricia menjelaskan, yang diakuisisi Martina Berto adalah produk-produk konsumer dari Rudy Hadisuwarno, bukan produk salon. Sedangkan produk salon Rudy Hadisuwarno masih diproduksi oleh MTG, namun dimiliki oleh pemilik lama. Selama ini, MTG memang tak memiliki merek khusus perawatan rambut untuk salon. Namun, di Puspita Martha International Beauty School, MTG membuat produk tersebut, akan tetapi dalam jumlah terbatas.
Dengan akuisisi merek Rudy Hadisuwarno, MTG saat ini telah menaungi sembilan merek, antara lain Sariayu, Biokos, Mirabella, Dewi Sri Spa, Caring Colors, PAC, Cempaka, dan Belia. Adapun kontribusi pendapatan terbesar MTG ditopang oleh Sariayu (lebih dari 50%), disusul Mirabella dan Rudy Hadisuwarno.
“Kami tengah mengatur merek portofolio kami. Setiap merek memiliki segmennya masing-masing. Bisa jadi, suatu saat, ada satu merek yang akan dihapus,” tutur Patricia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar