Pada pertengahan 2018, perusahaan milik Martha Tilaar, PT Martina Berto Tbk, emang mencatatkan kerugian sebesar Rp 21,65 miliar. Hal ini cukup mengejutkan karena mereka baru aja mencetak laba bersih Rp 3,43 miliar di semester awal.
Kabarnya sih, kerugian itu terjadi karena ada penurunan di penjualan kosmetik. Emang sih penjualan jamu melonjak. Tapi karena porsinya masih belum sebesar kosmetik, ya tentu aja kenaikan ini belum mampu menutupi total kerugian.
Terlepas dari kerugian yang sedang dialami, Martha Tilaar tetaplah pengusaha sukses sekaligus ikon kecantikan Indonesia. Sejak awal merintis usaha, perempuan kelahiran 1937 silam ini punya riset yang jitu buat mengembangkan usaha.
Merek dagangnya yang bernama Sariayu melekat banget di hati konsumen. Belum lagi, perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah yang katanya tomboy saat masih kecil itu, juga punya banyak bisnis lain.
Penasaran dengan sepak terjang Martha Tilaar dalam mengembangkan usaha? Berikut ulasannya.
1. Berawal dari salon
Usaha pertama perempuan dengan nama asli Martha Handana ini dimulai pada 1969, ketika dia baru pulang dari Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam, istri Dr. Henry Rudolf Tilaar ini emang menekuni kursus kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana.
Setelah lulus, Sarjana Pendidikan dari IKIP ini sempat membuka salon di AS. Namun akhirnya usaha itu dilanjutkan di Jakarta karena dia pengin gak pengin harus pulang. Bermodal ruangan seluas 6×4 meter di garasi rumah sang ayah, uang Rp 1 juta, dan tambahan modal dari suami, Martha Tilaar mendirikan Martha’s Salon. Martha pun melancarkan aktivitas promosi dengan menyebarkan brosur ke masyarakat.
Alhasil, setelah sukses dengan Martha Salon, dia langsung membuka salon kedua di Cipete, Jakarta Selatan. Salon itu bernama Sariayu Martha Tilaar.
Singkat cerita, Martha pergi ke Eropa buat belajar soal ramuan. Ketika kembali ke Tanah Air, dia langsung mendirikan salon barun bernama Martha Griya Salon yang menyediakan jasa perawatan tubuh dengan metode tradisional.
2. Merangkul Kalbe Farma
Martha Tilaar tampaknya menemukan keasyikan dalam dunia bisnis. Terbukti pada tahun 1977, dia mengajak Theresia Harsini Setiady (Kalbe Farma) buat berbisnis.
Dari kerja sama tersebut, lahirlah perusahaan kosmetik dan jamu yang bernama PT Martina Berto dengan produk pertamanya Sariayu Martha Tilaar.
Seiring berjalannya waktu, mereka mendirikan pabrik kosmetik di Pulogadung. Waktu itu pabrik diresmikan langsung oleh istri Wakil Presiden Adam Malik.
Dalam hitungan dua tahun setelah kerja sama aja mereka bisa hadir di The First Asian Beauty Congress and Exhibition, Singapura.
3. Mendirikan perusahaan distribusi kosmetik
Martha Tilaar kemudian mendirikan PT Sari Ayu Indonesia pada 1983. Perusahaan ini punya tugas khusus buat mendistribusikan produk Sariayu Martha Tilaar ke seluruh penjuru Indonesia.
Tiga tahun kemudian, Martha Tilaar mendirikan pabrik kedua di komplek industri yang sama. Yang meresmikan juga istri Wapres RI lho, yaitu Karlinah Umar Wirahadikusumah.
4. Martina Berto caplok banyak perusahaan
Dalam periode 1988 sampai 1995, PT Martina Berto cukup aktif mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain. Beberapa di antaranya adalah PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella Lab, dan PT Kreasi Boga.
Lewat akuisisi tersebut, Martha pun melahirkan produk-produk kecantikan yang laris di pasaran. Sebut aja seperti Caring, Mirabella, Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa.
Dalam rentang waktu tersebut, Martina Berto juga mencetak pendapatan yang cukup signifikan. Pada 1999, Martina Berto akhirnya membeli saham milik Kalbe Group. Itulah yang bikin perusahaan farmasi tersebut sepenuhnya berada di bawah Martha Tilaar Group.
5. Produk Martha Tilaar go internasional
Kesuksesan Martha Tilaar dalam dunia bisnis semakin terlihat ketika produknya laris di mancanegara. Beberapa negara tujuan ekspor Martha Tilaar adalah Yunani, Ukraina, Jepang, Hong Kong, dan Taiwan.
Di bawah Eastern Beautypelago Pte Ltd, berdirilah outlet bernama Martha Tilaar Shop (MTS) yang bertindak selaku operasional dan distributor produk kecantikan asli Indonesia ini di negara tetangga. Pada tahun 2011, Martina Berto pun secara resmi melantai di bursa saham. Kode Martina Berto di bursa efek adalah MBTO.
Seperti itulah perjalanan bisnis Martha Tilaar, dari yang dulu cuma buka salon hingga mampu jadi raksasa kosmetik.
Kalau dipikir-pikir, meskipun status ekonomi Martha secara pribadi adalah menengah ke atas, bisnis yang dia rintis awalnya bersifat kecil-kecilan. Tapi, ibu empat orang anak ini berhasil mengubah bisnis kecil itu jadi raksasa.
Sebagai pengusaha, Martha juga cukup ambisius dan haus ilmu. Coba lihat aja, sepulangnya dari belajar di luar negeri, dia pasti hadir dengan produk dan inovasi baru.
Kalau sekarang perusahaan Martha Tilaar merugi, mungkin itu juga cuma bersifat sementara. Soalnya udah terbukti sih mereka emang mampu menjawab tantangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar